kok sepi banget yak...
orang-orang di sanggar pada kemana nech? langkah itu terus mengayuh sampailah pada warnet di depan pendopo tamsis. disana ada sop buah, coba ahh sapa tau seger. segernya sampe ke tenggorokan bo. satu teguk, dua dan seterusnya malah mbayangin sesuatu yang musti dicoba. dari depan pendopo tamsis itu lari menuju sanggar untuk mengambil motor yang di parkir di depannya. motorku kulaju menuju kos dan disana mulai menyiapkan beberapa bahan untuk kujadikan ramuan. ramuan ini bisa menyembuhkan sakit perut lho. yang kelaparan karena belum makan, bisa datang untuk mengujinya hehehehehe...
kacang ijo yang masih terbungus rapat dalam plastik dibuka. dituangkan kedalam mangkuk untuk pencucian dan dimasukan ke dalam panci, trus siapin beras juga dimasukin ke dalam panci. kompor dinyalakan dan sambil menunggu apinya biru beberapa gula jawa kusisirkan kedalam panci. api dah kelihatan biru dan disana terlihat menjilat-jilat pertanda siap membakar benda yang di atasnya. campuran kacang ijo dan beras tadi sudah mulai terlihat mendidih (airnya lho), mulai deh proses aduk mengaduk dilancarkan. dan beberapa ramuan dimasukan ke dalam panci, diantara: gula pasir secukupnya, garam dan yang terpenting kopi.
setelah setengah jam berlalu, adukan itu terasa tidak ringan lagi, ada sesuatu yang menghambatnya. gerakan yang sebelumnya biasa saja sekarang bertambah berat, pikirku dalam hati "beras dan kacang ijonya sudah menyatu dan menjadi satu kesatuan yang utuh disebut bubur". akhirnya bubur kacang ijo dengan campuran yang macam-macam ini jadi. ku coba rasain dan kurang kumantap kalo belum ditaburin kopi. tidak sabar perut memanggil bubur itu, tangan membantunya mengambil sendok dan mangkuk, mulut dibuka dan mengunyah-nguyah bubur itu. rasanya sampe ke ubun-ubun lho (kepanasan maksude, hehehehehehe). ternyata ramuan ini menarik kapan yak buat lagi....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar